#Tantangan 30 Hari Menulis#

#Tantangan Hari ke-8#

#TantanganGurusiana#

Mendidik dan mengajar ibarat mengisi botol  kosong, air yang dituangkan pelan-pelan pemborosan di waktu, air yang dituangkan terlalu tinggi akan tumpah percuma, Guru harus  betul-betul melihat situasi  dan kondisi siswa saat guru memberikan pelajaran, lebih lagi mengajarkan pelajaran matematika. Peran si Ratu Kecantikan betul-betul diperlukan. Botol kosong ibarat peserta didik, yang sebenarnya dalam dirinya ada potensi yang bisa dikembangkan. Tugas si Ratu Kecantikan dalam menggali potensi peserta didik dengan cara saling berinteraksi antara guru dan peserta didik. Pembelajaran yang diberikan tidak sekedar memberikan pengetahuan kognitif tapi memberikan nilai-nilai moral dan kepedulian terhadap sesama. Proses pembelajaran  untuk menerima dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pendidkan matematika akan mampu mengembangkan seluruh isi kemanusiaan yang ada pada peserta didik.

Ada jenis  botol kosong yang dapat kita ambil pembelajarannya, diantaranya:

1. Botol kosong bekas, berada  di tong sampah, tidak bisa dipakai untuk tempat minum. Jika botol  yang sudah dibuang didaur ulang, proses daur ulang yang benar akan  nilai botol pada posisi yang berharga.

    Pembelajaran dari botol bekas, ibarat peserta didik yang belum siap untuk menerima pembelajaran. Peserta didik yang mengganggap pelajaran itu sulit, seperti mata pelajaran  matematika. Disinilah  peran dari guru  sebagai ratu kecantikan. Awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa dan saling berinteraksi. Guru menanyakan kabar mereka. Bagaimana kabar ananda pagi ini?” Siapa pagi yang  salat subuh?”  Apakah ada yang tidak hadir hari ini?’

    Percakapan guru dengan peserta guru merupakan kiat untuk mendekatkan diri dan memberikan nilai moral kepada peserta didik. Pertanyaan ini menunjukkan kepedulian guru kepada peserta didik. Perlakuan guru akan menyebabkan rasa minder, rasa tak mampu, merasa tidak senang akan berobah rasa ingin tahu, ingin mencoba akhirnya akan berusaha mengerjakan setiap soal-soal yang diberikan guru.  Peserta didik merasa dirinya tidak disepelekan, artinya botol kosong  bekas masih bernilai dan dimanfaatkan.

 2. Botol kosong yang masih original. Botol yang berada ditoko. Bernilai dan dapat langsung dipakai.

     Makna yang terkandung dari botol ini, guru selaku pemberi pembelajaran harus memikirkan cara yang tepat untuk mengolah peserta didik yang benar-benar sudah siap untuk belajar. Pada awal pembalajaran   guru mengajak peserta didik untuk berserah diri kepada sang Pencinta. Selanjutnya, guru melanjutkan apersepsi dan motivasi. Botol kosong akan dipergunakan sesuai dengan fungsi yang tepat, jika berada pada tangan yang tahu memakainya. Pembelajaran yang dapat diambil adalah guru harus menyadari peserta yang siap untuk belajar,  siapkan mereka sebagai tutor sebaya. Motivasi mereka untuk bisa memimpin diskusi pada kelompoknya. Berikan makna saling berbagi, jujur dan saling menghargai.

Ada beberapa hal yang dapat diambil dari pembelajaran kedua botol ini

1.  Pembelajaran Saling berbagi. Adanya peserta didik yang dijadikanTutor Sebaya

2.  Pembelajaran kooperatif. Pembelajaran berkolaborasi, menemukan dan memecahkan permasaalahan.

3.  Membiasakan peserta didik untuk berdiskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan temannya serta mempresentasikan hasil yang didiskusikan.

Botol kosong, bukan berarti peserta didik itu tidak memiliki potensi dalam dirinya, tapi botol kosong memiliki sesuatu yang berharga didalamnya. Guru bukanlah ibarat teko yang penuh dengan isinya. Tapi guru merupakan fasilitator dan motivator untuk memberikan arti pendidikan kepada peserta didik. Memberikan makna nilai pendidikan dan moral.

    Berbagai karakter peserta didik, jangan sepelekan botol kosong.  Peran guru selaku “Ratu Kecantikan” yang   memberikan contoh prilaku yang baik, yang memiliki  brain, beauty, body dan behavior. Jadilah guru Penggerak. Guru yang merdeka dan berdaya guna.

     #Padang, 22 Januari 2020#